Kasihanilah Inggris, Italia … Biarkan Ia Mengangkat Trofi Eropa Pertamanya
BECIK.ID—Sebagai pecinta sepak bola di layar tivi/hape sejak tahun 1999, semifinal Euro 2020 yang mempertemukan duel sengit antara Denmark vs Inggris membuat saya sport jantung. Bagaimana tidak? Inggris yang notabenenya diunggulkan dalam pertandingan tersebut dibuat kocar-kacir oleh sikap kerja keras pasukan Denmark dari menit awal hingga akhir.
Bahkan, jika saja tidak ada drama pinalti buat Inggris di babak tambahan menit 104, besar kemungkinan, negara yang terkenal dengan filosofi sepak bola cepat dan menyerang secara sporadis tersebut bisa tumbang di kandangnya sendiri. Meski saat itu skor masih 1:1.
Belum lagi, dari keempat kontestan semifinal tersebut, hanya Inggris-lah yang belum pernah mencicipi trofi Euro. Inggris mentok di fase semifinal. Dan itu merupakan prestasi terbaiknya.
Sebagai fans agak fanatik dengan Ronaldo, di awal kompetisi ini mulai bergulir, tentu sudah bisa ditebak negara mana yang saya jagokan agar juara. Sayangnya, jago saya tersebut dipermalukan dan dibantai habis-habisan oleh Jerman di fase grub. Oleh karenanya, saya harap-harap cemas dan seperti memiliki dendam kesumat agar Jerman segera pulang kampung.
Alhamdulillah, Inggris mewujudkan harapan dan dendam saya. Oleh karena itu saya mulai respek kepadanya. Meski di sisi lain jagoan saya juga ditumbangkan oleh Belgia dengan skor 1:0 di fase yang sama dengan Jerman.
Selanjutnya, usai beberapa kali nonton pertandingan Italia pada Euro edisi kali ini, saya amat yakin jika ia bisa melangkah hingga partai final. Namun, hal yang begitu dramatis tersaji saat Italia bertemu Spanyol di semifinal yang puncaknya adalah adu pinalti dengan skor akhir 4:2 untuk kemenangan Italia.
Dalam pertandingan semifinal itu, pantaslah jika Spanyol tersingkir. Meski penguasaan bola yang dimilikinya begitu besar dan jomplang, 65:35%, sayang, lini pertahanan Italia begitu kokoh untuk ditembus negeri matador tersebut.
Dan lebih epiknya lagi, kekalahan Spanyol dalam laga tersebut seolah di-PHP-in oleh Lord Morata, yang mana; ia mencetak gol penyama kedudukan 1:1 di menit 80 sebagai pemain pengganti, hingga membuat asa dan napas Spanyol untuk melaju ke final bisa lebih panjang. Meski demikian, ia pulalah yang gagal melewati ujian genting adu tos-tosan.
Eh, tidak hanya Lord Morata ding, temannya, si Daniel Olmo sang pemberi umpan terciptanya gol penyeimbang 1:1 Morata, juga gagal mengeksekusi bola mati di sekitaran garis menegangkan ruang adu pinalti. Jadi, sepintas saja, seolah-olah mereka berdua terkesan telah berkompromi sebagai pemberi harapan palsu bagi warga pendukungnya. Tapi, inilah sepak bola. Hal-hal musykil dan ajaib tidak jarang bisa terjadi.
Mengenai capaian Inggris di partai puncak kali ini, saya merasa perlu angkat topi tinggi sekali. Karena, saat fase grup, dalam pandangan mata awam saya, olah bola skuad Inggris tidak begitu meyakinkan. Ia hanya mencetak dua gol dan bisa juara grub; 1:0 melawan Kroasia, 0:0 melawan negaranya Sir Alex Ferguson dan 1:0 melawan negaranya Petr Cech.
Hal mencengangkan terjadi di babak 16 besar saat Inggris bersua Jerman. Jerman dengan gaya ngotot ala tampang garang Hitler dipaksa memungut bola dua kali tanpa balas. Dan di fase ini, saya mulai curiga, jangan-jangan inilah tahunnya Inggris untuk mengukir prestasi di kancah Eropa pertama kali. Bahkan, jika hal itu terjadi, PM Inggris Boris Johnson, tak segan-segan untuk menyetujui wacana menyematkan gelar “Sir” kepada pelatih brewok timnasnya, Gareth Southgate.
Di fase berikutnya, laju menuju puncak Inggris seolah tak terbendung. Ia begitu dominan saat menghajar 4:0 pasukan Ukraina meski dari segi penguasaan bola cuma unggul tipis 53:47%.
Dan akhirnya, partai puncak 12/7/2021 melawan Italia di stadion Wembley, semoga Inggris memiliki luck yang begitu besar. Mental juara Eropa 1 kali serta juara piala dunia 4 kali yang dimiliki Italia tentu tidak omong kosong belaka.
Modal Inggris hanya satu di final Euro 2020 ini, mental juara dunia sekali pada tahun 1966 yang juga dilaksanakan di kandang sendiri seperti final Euro kali ini.
Menilik rekor tersebut, di atas kertas Italia diunggulkan. Dan survey livescore.com juga menunjukkan hal yang sama seperti tabel di bawah ini.

Tapi, ini dunia sepak bola. Sekali lagi, hal-hal mengejutkan bisa terjadi kapan saja. Seperti hanya kehidupan kita, yang tak jarang telah sering dikejutkan oleh hadiah dan kemudahan dari Yang Maha Kuasa meski kita sering tidak segera menyadarinya. ***
EKO SAM, founder becik.id