Obat Paling Manjur di Dunia
Obat yang paling mujarab di dunia ini bagi segala penyakit adalah kematian.
eko sam
BECIK.ID—DIKISAHKAN oleh Ahmad bin Abu Al-Hawari, dia berkata:
Pada suatu hari aku berada di negeri Syam, di sebuah kubah dari beberapa kubah kuburan yang tidak ada pintunya, kecuali kain yang telah aku turunkan.
Tiba-tiba ada seorang wanita yang mengetuk tembok, lalu aku bertanya, “Siapa itu?”
Wanita itu menjawab, “Orang yang tersesat. Tunjukkanlah jalan kepadaku, semoga Allah merahmatimu.”
“Semoga Allah merahmatimu juga. Jalan mana yang kamu tanyakan?”
Kemudian wanita itu menangis dan berkata, “Wahai Ahmad, jalan menuju keselamatan.”
“Jauh sekali… Sesungguhnya di antara kita dan jalan keselamatan ada jarak, dan jarak itu tidak bisa ditempuh, kecuali dengan langkah yang cepat, pekerjaan yang baik dan membuang keterkaitan yang menyibukkan dari urusan dunia dan akhirat.”
Wanita itu pun menangis tersedu-sedu lantas berkata, “Wahai Ahmad, Maha Suci Dzat yang telah mendiamkan anggota tubuhmu atasmu, sehingga tidak terputus. Kamu wajib menjaga hatimu, sehingga ia tidak tercerai-berai.”
Lalu wanita itu tersungkur pingsan. Aku pun berkata kepada para wanita, “Lihatlah, bagaimana keadaan budak wanita ini.”
Para wanita melihatnya dan memeriksanya, ternyata di sakunya terdapat wasiat (yang berbunyi), “Kafanilah aku dengan pakaianku ini, jika aku memiliki kebaikan di sisi Allah, maka itulah yang paling membuatku bahagia. Namun jika tidak demikian, maka jauhlah diriku (dari rahmat-Nya).”
Lantas aku berkata, “Bagaimana keadaannya?”
Mereka menggerakkan badannya dan ternyata dia telah meninggal.
Lalu aku bertanya kepada para pelayan, “Budak wanita siapa ini?”
Mereka menjawab, “Ini adalah budak wanita Quraisy yang mendapat musibah, dan orang yang bersamanya melarang dia makan. Dia pernah mengadu kepada kami tentang perutnya yang kelaparan. Lalu kami menyarankannya untuk pergi ke para tabib di Syam dan Irak. Namun dia berkata,
“Biarkanlah aku berduaan bersama seorang yang ahli ibadah— maksudnya adalah Ahmad—, aku akan mengadukan kepadanya tentang cobaan yang aku alami, semoga saja dia mempunyai obat untukku.” (*)
Sumber: Kitab ‘Hilyatul Auliya’ oleh Syekh Abu Nu’aim Al-Ashfahani, hadis ke-14894.