Sajak-Sajak Efen Nurfiana: Aku dan Rumah Kosong
Tuhan dan Koran Pagi
aku menemukan Tuhan sedang menangis
di sudut koran pagi
air matanya membasahi tempat hiburan,
mayat yang dibuang, dan boneka kesayangan
meski sudah setiap pagi kuperas koran ini
orang hilang dan kasus pembunuhan
tidak pernah kering dan berkarat
ada juga yang masih mondar-mandir
di halaman kedua
tetapi Tuhan masih sedu-sedan
mengelap ingus dan tertunduk lagi
pada halaman terakhir
tempat orang-orang menyimpan rahasia dan menonton drama
segala kasus rumah dan simpang ingatan bercerai-berai
dari sudut koran pagi
Tuhan datang dalam kuyup
merenggangkan tangan, memeluk diriku
Purwokerto, 29 Maret 2020
Tanah Rantau
di tanah rantau
sedu-sedan menepi
malam kembali sunyi
aku bersembunyi di bawah meja
dari kecemasan dan birokrasi orang mati
dari puing mimpi
dari negeri basa-basi
lengking perempuan meminta air susu
yang dulu ia perah
dengan pasrah dan terbata-bata
sementara aku mengendap-endap
menaiki waktu, mengetuki pintu
di tanah rantau
aku mendatangi cita dan ruang kerja
merelakan diri diperbudak angka
Purwokerto, 20 Maret 2020
Aku dan Rumah Kosong
setelah semalaman berjalan
akhirnya kutemukan rumah kosong
yang tak jelas pemiliknya
aku dan rumah ini bersepakat untuk merawat hari tua
memberi makan dan memandikannya
berbagi tempat tidur dan menidurinya
sebab aku manusia, aku harus banyak mengalah
dan berhati seperti manusia
supaya hidup kami damai dan merdeka
di pagi hari, sewaktu aku sibuk menyapa kota
hari tua yang renta berjalan keluar
di ambang pintu, ia tersenyum
dan menabur bunga
Purwokerto, 20 Maret 2020
Sepasang Sandal
sepasang sandal di atas kotak amal
telah memasrahkan dirinya
ia duduk terapit kalender yang sibuk tawarkan cicilan
sepasang sandal dibiarkan tanpa suara
di ambang pintu ibu penjual lupis
gula cair, ampas kelapa dan serumpun doa
menggigil, terbata-bata
di hadapanku, sepasang sandal turun dari pangkuan Tuhan
ia berjalan membawa tubuhku
memesan surga dari doa ibu
“aku pesan nurani manusia, dan taburkanlah gula cair, ampas kelapa, beserta doa,
aku ingin naik ke surga”
magrib telah menjemputku di depan pintu
Purwokerto, 7 Februari 2020
Prostitusi
perempuan muda di balik pintu
menakar langkah dan niat
mendengar tawa dan umpatan
ia menunggu seluruh pintunya diketuk
menunggu bunyi dan aroma tubuhnya diterima
menunggu pengakuan dari negara
perempuan muda yang dulu lahir
dari berita prostitusi
tak mendapat susu dari negara
atau sekadar pelukan manusia
dibiarkannya ia menyerpih
memenuhi debu-debu
perempuan muda yang kini mulai dewasa
buncah mencari ayah
yang bersembunyi di tayangan televisi
dan rapat pagi
Purwokerto, 26 November 2020

EFEN NURFIANA, lahir pada tanggal 14 April 1996. Bergiat di Komunitas Pondok Pena Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto. Karya-karyanya pernah termuat dalam beberapa antologi dan koran.