Uang dan Kegembiraan
Oleh Joni Ariadinata
Tuhan itu sangat mencintaimu, maka dibuatlah agar kamu kadang punya uang kadang tidak punya uang. Supaya ketika kamu sedang tidak punya uang, kamu banyak berdoa. Banyak menyebut nama Allah dan meminta pertolongan, —dan hatimu menangis. Kamu dipaksa untuk merenungkan kembali jutaan nikmat yang telah kamu rasakan selama ini: nikmat sehat, nikmat ibadah, nikmat keluarga yang mencintaimu, dan nikmat-nikmat dari semua benda yang kamu miliki (yang mungkin saja tidak setiap orang bisa mendapatkannya). Kemudian Tuhan menyuruhmu melihat pada orang-orang tabah yang berada di bawahmu: orang-orang yang lebih miskin, orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik, orang-orang yang terbaring sakit bertahun-tahun. Kamu pun kemudian bersyukur, dan melihat betapa beruntungnya dirimu dicintai Tuhan. Kamu kembali menangis dan kian bertambah imanmu, kian khusuk ibadahmu. Kamu merasa sangat bahagia.
Berbahagialah kamu yang senantiasa dijaga Tuhan dengan cinta.
Joni Ariadinata
Kemudian lain waktu Tuhan memberimu banyak uang, —dan kamu pun bersyukur. Kamu menyebut namaNya berulangkali dengan kebahagiaan yang meluap-luap. Kamu menangis dan berterimakasih. Kamu nikmati rezeki bersama keluargamu dengan riang gembira. Kamu sisihkan sebagian untuk sedekah dan memberi kebahagiaan pada orang lain, —dan kamu pun kembali menangis karena bisa memberi kegembiraan sedekah pada orang lain. Semakin banyak kamu bersyukur, maka semakin khusuk ibadahmu, semakin dalam pula kamu mencintai Tuhanmu.
Maka berbahagialah kamu yang senantiasa dijaga Tuhan dengan cinta. Sebab kamulah sesungguhnya ahli surga, yang sanggup menikmati dunia dengan penuh gembira. (*)
Joni Ariadinata, sastrawan Indonesia yang ahli tertawa dan penyuka madu klanceng ini adalah Redaktur Jurnal Sajak, Redaktur Majalah Sastra Horison, dan Pengasuh Pondok Cerpen basabasi.co