Ucapkan Qabiltu: Ijazah Al Barzanji
Oleh H. Muhammad Munirul Ikhwan
BECIK.ID—SEPERTI tahun sebelumnya, selalu saja dimeriahkan peringatan Maulid Nabi di masjid Jami’ Roudlotul Muttaqien desa Pangkalan kecamatan Sobang kabupaten Pandeglang.
Kepanitiaan dibentuk, berbagai lomba diadakan; santunan anak yatim, pembacaan kitab maulid barzanji dan puncaknya adalah pengajian umum.
Malam ini, bersama warga desa Pangkalan, kita berkumpul untuk membacakan kitab barzanji.
Barzanji merupakan kitab yang berisikan khulasoh (ringkasan) Sirah Nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlak, peperangan hingga wafatnya, pujian-pujian kepadanya, serta doa-doa.
Oleh panitia, saya diminta untuk membaca doa usai pembacaan kitab barzanji oleh tim yang juga dibentuk panitia.
Nama aslinya adalah I’qdul Jawhar fi mawlid an Nabiyyil Azhar, populer dengan sebutan barzanji disandarkan kepada pengarangnya atau sebagian yang lain menyebutnya kitab marhaba.
Pengarangnya adalah Syekh Jakfar Bin Hasan Bin Abdul karim al Barzanji, dilahirkan pada hari Kamis awal bulan Zulhijah tahun 1126 di Madinah Al-Munawwaroh dan wafat pada hari Selasa, selepas Asar, 4 Sya’ban tahun 1177 H di kota Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi. Nasabnya sampai kepada Nabi Muhammad saw. dari keluarga Sa’adah al Barzanji yang termasyur.
Di suatu malam Jumat seperti juga malam-malam lainnya, saya berada di kamar abah Kiai Sahal Mahfudh untuk menemani waktu santai beliau sebelum istirahat tidur malam jam 8 tepat.
Sementara di sebelah kamar beliau, santri putri Al Badi’iyah sedang melantunkan kitab maulid barzanji, rutinan malam Jumat. Pesantren putri dengan kamar beliau hanya tersekat dinding saja. Sehingga jelas sekali suara santri putri.
Saya perhatikan, beliau menyimak apa yang dibaca santri-santri putri itu. Jika nama nabi Muhammad disebut, Kiai Sahal menjawab dengan selawat.
“Di mana-mana yang dibaca kitab maulid barzanji,” saya membuka pembicaraan.
“Nggak mesti, bagaimana dulu memulainya, ada juga yang makainya diba’. Tapi umumnya barzanji. Kajen…, barzanji.”
Obrolan saya dengan beliau kemudian berkembang pada banyak hal. Seputar kandungan kitab barzanji dan juga penulisnya, Syekh Jakfar Bin Abdul karim al Barzanji. Mendengar nama itu dari abah Kiai Sahal, saya kemudian teringat kitab manakib Syekh Abdul Qadir al Jailani, yaitu kitab al Lujainuddani yang pernah diijazahkan Abah Kiai Sahal pada satu kesempatan.
“Apa juga yang mengarang kitab manakib Syekh Abdul Qadir Jailani itu, Bah?”
“Ya…, itu Syekh Jakfar al Barzanji.”
“Saya sudah diijazahi manakib itu, Bah? Apa sanad kitab maulid al Barzanji dengan manakib sama?”
“Sama.”
“Kalau begitu mohon diijazahkan juga kitab al Barzanji, Bah….”
Kemudian beliau mengijazahkan kitab al Barzanji beserta sanadnya dan saya menerima ijazah itu.
Ucapkan Qabiltu
Berikut saya ijazahkan juga kitab al Barzanji beserta sanadnya, untuk menyambungkan sanad kitab tersebut hingga sampai kepada mualifnya dan mohon keberkahan. Silakan ucapkan qabiltu untuk menerima ijazah ini.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻔﻘﻴﺮ ﺍﻟﺤﺎﺝ محمد ﻣﻨﻴﺮ ﺍﻻﺧﻮﺍﻥ ﺑﻦ ﺳﺒﻜﻰ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ : ﺍﺟﺰﺗﻜﻢ ﺑﻘﺮﺍﺀﺓ ﻋﻘﺪ ﺍﻟﺠﻮﻫﺮ ﻓﻲ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻷﺯﻫﺮ ( ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﺒﺮﺯﻧﺠﻰ ) ﻟﻠﺴﻴﺪ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﺣﺴﻦ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﻟﺒﺮﺯﻧﺠﻰ
ﻫﺬﺍ ﻛﻤﺎ ﺍﺟﺎﺯﻧﻰ ﺷﻴﺨﻰ ( ١ ) ﻛﻴﺎﻫﻰ ﺍﻟﺤﺎﺝ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﺣﻤﺪ ﺳﻬﻞ ﻣﺤﻔﻮﻅ ﻋﻦ ( ٢ ) ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺳﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﻔﺎﺩﻧﻰ ﻋﻦ ( ٣ ) ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺯﻛﻰ ﺑﻦ ﺍﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺍﻟﺒﺮﺯﻧﺠﻰ ﻋﻦ ( ٤ ) ﺍﺑﻴﻪ ﻣﻔﺘﻲ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﺍﻟﻤﻨﻮﺭﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺍﻟﺒﺮﺯﻧﺠﻲ ﻋﻦ ( ٥ ) ﺍﺑﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺑﻦ ﺯﻳﻦ ﺍﻟﻌﺎﺑﺪﻳﻦ ﺍﻟﺒﺮﺯﻧﺠﻲ ﻋﻦ ( ٦ ) ﺍﺑﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺯﻳﻦ ﺍﻟﻌﺎﺑﺪﻳﻦ ﺍﻟﺒﺮﺯﻧﺠﻲ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﺍﻟﺒﺮﺯﻧﺠﻲ ﻋﻦ ( ٧ ) ﺍﺑﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﺍﻟﺒﺮﺯﻧﺠﻲ ﻋﻦ ( ٨ ) ﻋﻤﻪ ﻣﺆﻟﻒ ﺍﻟﻤﻮﻟﺪ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺍﻟﺒﺮﺯﻧﺠﻲ ﺍﻟﺤﺴﻴﻨﻲ
Semoga berkah dan bermanfaat.
H. Munirul Ikhwan, Sekretaris PCNU Pandeglang, Banten.